Permainan congklak, permainan yang kelihatannya sudah kuno jika
dibandingkan dengan berbagai permainan modern. Mungkin tak banyak lagi
anak-anak yang memainkan permainan ini. Permainan ini terdiri dari
congklak dan bijinya. Lubang congklak bervariasi ada yang memiliki
lubang enam, tujuh, delapan atau sembilan di masing-masing sisinya.
Bahkan saat ini ada congklak yang bisa di atur berapa lubang yang di
butuhkan.
Congklak memberikan banyak manfaat kepada anak-anak
untuk membantu konsep berhitungnya. Alat-alat yang dibutuhka dalam
permainan congklak adalah sebuah papan congklak dengan 16 buah lubang
(14 buah lubang kecil an 2 buah lubang besar yang terletak di ujung
kanan dan kirinya), serta 98 buah biji congklak. Walau saat ini banyak
congklak dengan berbagai model, ada yang 14 lubang, bahkan ada congklak
yang bisa kita atur jumlah lubang yang diinginkan.
Biji
congklak yang umumnya digunakan adalah sejenis cangkang kerang, jika
tidak ada kita bisa menggunakan biji tumbuh-tumbuhan. Bahkan di pedesaan
ada yang memainkan permainan ini dengan cara menggambar papan congklak
di tanah menggunakan kapur, sedangkan bijinya menggunakan batu-batuan
kecil. Permainan congklak dimainkan dengan 2 orang pemain, yang saling
berhadapan.
Congklak membantu anak memahami konsep
bilangan, ia belajar mengestimasi dan menyusun strategi agar bisa
mengisi sebanyak-banyaknya lubang besar miliknya. Anak memperhitungkan
mana jalan yang paling menguntungkan baginya. Saat memilih lubang mana
yang akan diambil, ia belajar mengambil keputusan dan menanggung resiko
atas keputusannya. Melalui congklak anak juga belajar tentang konsep
penjumlahan, pengurangan, perkalian bahkan pembagian. Anak bukan hanya
belajar berhitung tapi anak mengasah kemampuan logikanya.
Anak
juga belajar menyelesaikan masalah, karena saat bermain bukan hanya
yang baik-baik saja karena kadang ada anak yang curang. Karena anak yang
curanglah anak kita belajar mempertahankan haknya dengan cara
komunikasi yang baik. Anak-anak belajar saling menghormati dan menerima
kekalahan sebagai bentuk kemenangan karena sudah bisa berlapang dada
saat ia kalah. Dan belajar rendah hati dan merasakan perasaan kecewa
(empati) kepada teman yang kalah.
Begitu banyak manfaat
dalam permainan ini, sambil bermain anak belajar. Ketika ia senang maka
sistem limbiknya akan terbuka, konsep matematikanya akan terbangun.
Pembangunan konsep ini sangat penting, karena matematika dan ilmu sosial
bukanlah sekedar hafalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar