JIKA ANDA TIDAK MEMILIKI KASIH SAYANG
HASIL survei terhadap berbagai tindakan kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah masih tinggi. Survei yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menunjukkan sepanjang tahun 2012, tingkat kekerasan di sekolah mencapai 87,6 persen. Dari 1.026 anak yang menjadi responden, 87,6 persen anak mengaku mengalami tindak kekerasan di lingkungan sekolah dalam berbagai bentuk. Dari jumlah responden yang mengaku mengalami kekerasan, sebanyak 29,9 persen dilakukan oleh guru.
HASIL survei terhadap berbagai tindakan kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah masih tinggi. Survei yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menunjukkan sepanjang tahun 2012, tingkat kekerasan di sekolah mencapai 87,6 persen. Dari 1.026 anak yang menjadi responden, 87,6 persen anak mengaku mengalami tindak kekerasan di lingkungan sekolah dalam berbagai bentuk. Dari jumlah responden yang mengaku mengalami kekerasan, sebanyak 29,9 persen dilakukan oleh guru.
Miris
rasanya membaca hasi survey tersebut, dikarenakan seharusnya guru menjadi
teladan dalam mencontohkan hidup berkasih sayang.
Kasih
sayang sesungguhnya lahir dari rasa cinta. Ar Rahman dan Ar Rahiim adalah nama
Allah yang menunjukkan sifat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ar
Rahiim, nama yang sama dengan tempat kita 9 bulan sebelum lahir ke dunia.
Sebuah tempat yang sangat nyaman dan aman. Maka guru yang memiliki rasa kasih
sayang, harus memberikan rasa nyaman dan aman bagi perkembangan anak.
Permasalahan
kekerasan yang dilakukan oleh seorang guru banyak di sebabkan oleh permasalahan
guru yang tidak mampu di kelola sehingga menggangu sisi emosional guru. Maka hal
yang terpenting bagi seorang guru adalah kemampuan mengelola masalahnya
sehingga tidak menganggu tugasnya sebagai seorang guru. Ketidak pahaman guru akan perkembangan anak juga salah satu hal yang menyebabkan banyaknya kekerasan yang dilakukan oleh guru
Bagi
seorang guru, sifat kasih sayang menjadi hal yang mutlak harus dimiliki. Seorang
guru akan menghadapi sekian banyak anak
yang karakternya berbeda-beda satu sama lain, sehingga jika tidak
memiliki rasa kasih sayang maka, mana mungkin guru mampu membangun kepribadian
anak.
Dalam
aktifitas keseharian kasih sayang di tunjukkan dengan senantiasa berbagi
kebahagiaan. Tugas guru sejatinya bukan hanya untuk mengajar dan transfer ilmu
pengetahuan, karena sesungguhnya sel otak yang Allah ciptakan kepada seorang
anak manusia jumlahnya milyaran sel yang menandakan setiap anak adalah cerdas.
Tugas guru adalah membantu sementara tugas orang tua mendidik anak dengan
senantiasa mentransfer semangat sehingga anak-anak memiliki motivasi untuk
belajar, mencari tahu dan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan.
Rasulullah
Bersabda :
“Orang-orang
yang penyayang maka Dzat yang Maha Rahman akan menyayangi mereka. Oleh karena
itu, sayangiah sesama penghuni bumi. Dengan demikian yang ada di langit akan
menyayangi kalian.
Dalam
aktifitas keseharian, tingkah polah anak-anak sesungguhnya guru yang terbaik
bagi kita, hanya terkadang ketidaksabaran dan ketidakmengertian kita
menyebabkan anak-anak mendapat label “nakal.”
Dalam
sebuah aktifitas kelas, seorang guru sedang mengajak anak-anak untuk berdiskusi.
Seperti fitrahnya, anak-anak berebut untuk berbicara, “saya pak… saya pak…” Pak
guru memberikan kesempatan setiap anak untuk mengemukakan pendapatnya. Ada sih
pendapat yang benar, tapi tak sedikit pendapat yang belum tepat. Ketika
menghadapi yang belum tepat, bapak guru tak langsung menyalahkan, tapi
membangun komunikasi sehingga siswa memahami yang di diskusikan.
Suatu
kali pak Ruslan terjatuh dari kursi yang di tarik oleh salah seorang siswa.
Saat itu ada rasa tidak nyaman. But the show must go on, pak Ruslan bilang
“siapa yang tertawa,” semua anak yang tertawa diam karena khawatir di marahi.
“Siapa yang tertawa, akan bapak tambah pointnya,” maka saat itu anak-anak yang
khawatir menjadi tertawa bersama-sama.” Dan anak yang belum kontrol sehingga
menyebabkan pak Ruslan jatuh di ajak berkomunikasi setelah aktifitas tahfidz
selesai.
Bentuk
kasih sayang seorang guru adalah dengan menahan rasa marahnya sehingga mampu
mengendalikan emosinya dan mampu menyelesaikan masalah anak dengan berdiskusi
dengan anak dan mencari jalan keluar. Kesabaran yang di tunjukkan oleh guru
adalah pembelajaran terbaik dalam mengajarkan makna sabar dan menahan marah.
Guru
yang memiliki kasih sayang senantiasa meluruskan kesalahan anak dengan kasih
sayang pula. Saat salah seorang siswa kelas 1 membawa makanan yang dikenal
dengan rambut nenek dengan warna yang mencolok, bunda guru mengajak Caca bicara
secara pribadi, “maaf Caca, sepertinya makanan yang Caca bawa, tidak sehat,
sebaiknya tidak di makan lagi ya.”
Pada
anak-anak usia di bawah tujuh tahun, pengaliran terus informasi tentang banyak
hal harus terus dilakukan. Setiap kesalahan harus di luruskan, mendiskusikan
masalah dengan anak akan membangun kemampuan anak berfikir.
Memahami
anak bukan berarti selalu menurutinya. Bentuk kasih sayang seorang guru juga
dengan memberi pengertian bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya. Maka jika
anak tak mau makan, konsekuensinya lapar. Anak terlambat masuk sekolah,
konsekuensinya malu dan terlambat mengikuti semua aktifitas di kelas. Anak mengabaikan,
maka ia harus siap di abaikan.
Guru
yang memiliki kasih sayang harus memiliki kemampuan untuk memahami perkembangan
anak sehingga dapat memperlakukan anak sesuai dengan usia perkembangannya.
Guru
yang sayang kepada siswanya akan selalu merindukan perjumpaan dengan para
siswanya. Hari senin adalah hari yang di rindukan, karena hari senin adalah
saat-saat bertemu dengan teman-teman kecil. Guru yang mengajar dengan kasih
sayang selalu mengajar dengan hatinya. Guru yang selalu mengajar dengan hati
akan selalu memandang anak-anak dengan positif dan guru yang mengajar dengan
hati akan selalu mengatakan :
“Saya Bukan Sedang Mengajar. Tapi Saya
Sedang Berbagi Kebahagiaan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar